12 Ciri–ciri Sakit Jiwa Ringan dan Pengobatannya
Kesehatan mental seseorang adalah kondisi yang bisa sangat
mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Dampak sosial yang diderita penderita
gangguan jiwa sangat serius berupa pengucilan, penolakan dari masyarakat dan
lingkungan sosialnya.
Mereka juga bisa mengalami diskriminasi di berbagai bidang,
termasuk berpengaruh terhadap kehidupan perekonomian dan keluarga. Orang yang
mengalami gangguan kejiwaan akan sulit melakukan pekerjaan untuk mencari nafkah
yang bisa berpengaruh kepada kelangsungan hidup keluarga dan dirinya sendiri.
Untuk merawat penderita, tentunya juga butuh biaya yang tidak sedikit dan waktu
yang panjang.
World Health Organization atau WHO mengatakan bahwa sebanyak
satu dari empat orang menderita gangguan mental, dan hampir dua pertiga dari
orang yang mengalami ganggua mental tersebut tidak menjalani pengobatan.
Karena itulah, sebaiknya ciri – ciri sakit jiwa ringan atau gangguan jiwa dapat langsung dikenali pada tahap awal agar tidak berkembang menjadi suatu gangguan jiwa yang jauh lebih serius. Pengobatan kepada penderita gejala sakit jiwa ringan lebih mudah dilakukan daripada jika gangguan jiwa tersebut sudah berkembang menjadi sesuatu yang berat.
Karena itulah, sebaiknya ciri – ciri sakit jiwa ringan atau gangguan jiwa dapat langsung dikenali pada tahap awal agar tidak berkembang menjadi suatu gangguan jiwa yang jauh lebih serius. Pengobatan kepada penderita gejala sakit jiwa ringan lebih mudah dilakukan daripada jika gangguan jiwa tersebut sudah berkembang menjadi sesuatu yang berat.
Ciri Sakit Jiwa Ringan
Gejala dari orang yang menderita sakit jiwa ringan tidak nampak
dari kondisi fisik, melainkan lebih ke perubahan kondisi mentalnya.
Menarik diri secara sosial
Ciri – ciri sakit jiwa ringan terlihat ketika seseorang
mulai menarik diri dari pergaulan sosialnya, tidak hanya dari teman namun juga
dari lingkungan keluarga. Mulai menyendiri setiap waktu dan tidak merespon
pendekatan secara sosial dari siapapun, mulai tenggelam dalam dunianya sendiri
dan pikirannya sendiri. Sering melamun dan mengasingkan diri dari siapapun.
Sulit berorientasi dan mengalami kekacauan pikiran
Mulai kesulitan untuk mengingat keberadaan dirinya, waktu,
tempat dan orang lain juga. Hal ini dikarenakan pikirannya hanya berpusat pada
masalah yang dialaminya, menyebabkan hilangnya kemampuan untuk berorientasi
pada keadaan sekelilingnya.
Mengalami penurunan daya ingat
Karena pikirannya hanya terpusat pada khayalan dan
masalahnya, lambat laun orang yang mengalami ciri – ciri sakit jiwa ringan akan
kehilangan kemampuan atau ingatannya juga. Ia akan sulit mengingat hal – hal
kecil dan ingatan jangka pendek biasanya terganggu.
Mengalami penurunan kemampuan kognitif
Selain menurunnya daya ingat, kemampuan kognitif juga bisa
terganggu. Misalnya tidak bisa melakukan perhitungan sederhana, seperti
menghitung penjumlahan sederhana atau kemampuan dan pengetahuan dasar lainnya
juga terganggu. Menurunnya kemampuan kognitif ini juga terlihat pada gejala
gangguan jiwa pada lansia.
Mengalami perubahan mood dengan cepat
Orang dengan gangguan jiwa ringan akan mengalami emosi yang
labil sebagai salah satu karakteristik gangguan mood atau gangguan mood dalam
psikologi. Emosi mereka dapat berubah dengan cepat dan fluktuatif sehingga
sulit mengontrol emosinya sendiri. Bereaksi berlebihan pada stimulus yang
sekecil apapun seperti emosi berlebihan atau sedih berlebihan.
Tampak bertingkah aneh
Bertingkah aneh, perilaku abnormal dan tidak biasa juga akan
mulai terlihat pada gangguan jiwa ringan, adanya gejala gangguan mental seperti
bicara dan tertawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab, mengurung diri,
bergerak tanpa tujuan yang jelas, mengalami halusinasi dan delusi, bicara yang
agak sulit dimengerti, agresif, gembira berlebihan dan lain sebagainya.
Tidak berekspresi
Sulit memancing kontak secara emosional terhadap orang yang
mengalami gangguan jiwa ringan, karena ia tidak menunjukkan ekspresi atau
menanggapi secara emosional juga. Wajah terlihat datar, jarang merespon
pembicaraan dan lebih banyak diam tanpa ekspresi. Selain itu jarang menanggapi
pertanyaan dan tidak menunjukkan minat atau rasa ingin tahu terhadap topik
pembicaraan.
Mengalami delusi dan halusinasi
Delusi adalah keyakinan yang tidak rasional atau tidak masuk
akal pada pemikiran seseorang walaupun sudah ada pembuktian secara objektif
bahwa yang diyakininya tersebut tidak masuk akal. Contohnya, yakin bahwa ada
orang yang berniat jahat kepadanya sepanjang waktu. Sedangkan halusinasi yaitu
mengalami hal–hal yang berhubungan dengan panca indera tanpa adanya
rangsangan yang nyata, misalnya macam–macam halusinasi mendengar bisikan–bisikan atau melihat beda–benda yang tidak ada. Contoh, melihat gajah terbang
berwarna merah. Pada gejala ini,sangat penting juga untuk mengetahui ciri–ciri skizofrenia dan ciri–ciri psikopat ringan agar dapat mendeteksinya sejak
dini.
Mulai paranoid.
Karena mengalami delusi dan halusinasi, orang yang mengalami
sakit jiwa ringan bisa jadi mulai merasakan paranoid yaitu adanya rasa
ketakutan pada hal – hal biasa, bahkan tidak perlu ditakuti orang normal. Contohnya,
takut keluar rumah karena takut bertemu orang jahat, takut pada orang asing,
takut makan karena mengira akan diracuni, mengira semua orang selalu berbuat
jahat kepadanya dan lain sebagainya.
Berpikir bunuh diri
Karena perasaan depresi dan sedih yang berkelanjutan,
kemungkinan adanya gangguan self injury atau berpikir untuk bunuh diri bisa mulai
terbentuk. Biasanya dimulai dengan keinginan untuk menyakiti atau melukai diri
sendiri, yang berkembang dengan keinginan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Apabila orang di sekitarnya tidak sadar hal ini, maka biasanya keadaan
penderita gangguan jiwa akan semakin buruk dengan cepat dari gangguan ringan
menjadi gangguan berat dan sangat berpotensi untuk bunuh diri.
Perubahan pola hidup
Gejala lain yang nampak jelas ketika seseorang mengalami
gangguan jiwa ringan adalah mulai adanya perubahan pola hidup seperti
terganggunya pola tidur, mengalami insomnia, juga kehilangan nafsu makan atau
mengalami gangguan pola makan seperti anorexia dan bulimia. Ketahuilah bahwa
manfaat relaksasi bagi jiwa begitu penting untuk tetap menjaga kestabilan
kondisi mental.
Cara Mengobati Sakit Jiwa Ringan
Untuk menangani ciri – ciri sakit jiwa ringan biasanya tidak
harus diperlukan obat – obatan kimia untuk mengatasinya, cara menyembuhkan
gangguan jiwa bisa saja hanya perlu di lakukan terapi kejiwaan untuk
memperbaiki kondisi mental penderita yang sedang tidak stabil.
Beberapa Pengobatan yang Bisa Dilakukan Adalah:
Psikoterapi
Jenis terapi sakit jiwa ringan ini dengan tujuan untuk
memberikan suatu sarana aman bagi penderita gangguan jiwa ringan untuk
mengungkapkan perasaannya kepada terapis. Bantuan akan diberikan oleh terapis
antara lain berupa cara untuk mengontrol perasaan sang penderita agar tidak
menjadi berlebihan, terapi psikologi untuk depresi, cara mengatasi halusinasi,
dan lainnya. Pada jenis terapi ini, kemungkinan ada pemberian obat – obatan
jika dipandang perlu.
Terapi obat
Seperti namanya, terapi ini biasanya menggunakan obat –
obatan yang bertujuan untuk mengatasi gangguan fungsi neuro transmitter yang
dapat menghilangkan berbagai gejala klinis pada penderita penyakit kejiwaan
ringan. Terapi dengan obat diberikan untuk jangka waktu yang lama, bahkan
hingga bertahun – tahun.
Terapi sosial
Terapi ini bertujuan agar penderita dapat memulihkan kembali
kemampuan sosialnya dan untuk kembali memperhatikan serta merawat dirinya
sendiri, kembali mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain, serta tidak
lagi menjadi beban untuk keluarganya.
Selama menjalani terapi social hendaknya penderita tetap
diberikan terapi obat – obatan, tergantung kepada penilaian terapisnya. Salah
satu bentuk terapi sosial adalah terapi aktivitas kelompok yang berupa
bergabungnya penderita dengan support grup yang berisi orang – orang yang
memiliki pengalaman sama, dan melakukan dengan cara menguatkan mental diri
sendiri.
Pendekatan secara keagamaan disebut juga dapat memberikan
manfaat untuk para penderita gangguan jiwa ringan sebagai cara mengobati
gangguan jiwa dan macam – macam gangguan jiwa . Untuk itu mereka bisa
didekatkan dengan berbagai aktivitas keagaamaan sesuai dengan agamanya masing –
masing, sehingga merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta dan lambat laun
memperbaiki keadaan mentalnya.
Rehabilitasi
Program ini lumayan penting dilakukan untuk mempersiapkan
penderita sakit jiwa ringan untuk kembali beraktivitas di tengah keluarga dan
masyarakat. Biasanya terapi dilakukan di sebuah institusi yaitu rumah sakit
jiwa secara bertahap sampai penderita siap kembali untuk bergabung dengan
lingkungan dari kehidupannya sebelum sakit. Misalnya, pemberian life skill
berupa kursus, mengajarkan keterampilan, juga dilakukan evaluasi mengenai
kesiapan penderita agar bisa kembali ke tengah masyarakat.
Peran keluarga juga sangat penting untuk membantu orang yang
menderita sakit jiwa ringan agar tidak berkembang menjadi semakin kronis dan
parah, sehingga keadaan mentalnya sulit untuk dipulihkan kembali. Segera
mengenali berbagai gejala sakit jiwa ringan yang terjadi pada salah seorang
anggota keluarga atau kerabat merupakan hal yang krusial, supaya dapat segera
memberikan pertolongan yang dibutuhkannya sebelum semuanya menjadi memburuk dan
terlambat ditangani
0 Response to "12 Ciri–ciri Sakit Jiwa Ringan dan Pengobatannya"
Post a Comment